Pada saat ini ada lebih dari 50 entitas server baik fisik maupun virtual yang dikelola oleh UPT. TIK untuk mendukung ekosistem sistem informasi dan layanan yang ada. lebih dari 25 Swicth Managed untuk mendukung konektivitas infrastruktur jaringan di ISI Surakarta. Pengelolaan dan pengembangan memiliki ketentuan sebagai berikut :
- Server yang ada di ISI Surakarta memiliki fungsi ruang lingkup sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan prosesor yang bersifat scalable dan RAM yang besar, juga dilengkapi dengan sistem operasi khusus, yang disebut sebagai sistem operasi jaringan atau network operating system. teridiri dari SERVER STORAGE, SERVER PRODUCTION MODEL BLADE, SERVER PRODUCTION MODEL RACMOUNT,SERVER VIRTUAL;
- FIREWALL adalah sistem atau perangkat yang memberi otorisasi pada lalu lintas jaringan komputer yang dianggap aman untuk dilalui dan melakukan pencegahan terhadap jaringan yang dianggap tidak aman. Perangkat ini juga sebagai filter penghubung dari jaringan luar ke jaringan lokal;
- ROUTER BGP (Border Gateway Protokol) merupakan perangkat router yang ada gunakan sebagai routing utama ke peering global internet, dan ROUTER CORE CLIENT merupakan perangkat router yang ada gunakan sebagai routing dari sisi klien untuk kampus 1 dan kampus 2;
- SWICTH CORE/DISTRIBUTION merupakan swicth utama sebagai link backbone antar antar gedung di ISI Surakarta. Fungsi Core/Distribution Switch yang ada di ISI Surakarta adalah sebagai network switch yang menggabungkan beberapa device network switch menjadi satu kesatuan (integrated network). Swicth tersebut mendukung SFP+, dan SFP, VLAN, L2/L3. Dan SWICTH ACCESS merupakan swicth utama sebagai link access pada suatu gedung di ISI Surakarta. Fungsi Access Switch berfungsi sebagai penghubung antara network utama dengan computer end user. Swicth tersebut mendukung SFP+, dan atau SFP, VLAN, L2, 10/100/1000 Mbps Ethernet, dan support PoE;
- Manajemen pengelolaan dan pengembangan dilakukan oleh UPT. TIK;
- Pengelola tidak bertanggung jawab atas gangguan dan hilangnya data akibat kondisi force majeur, serta gagal fungsinya perangkat dari kerusakan fisik, atau yang disebabkan oleh pihak ketiga (hacking/dan pembajakan akun, dan sejenisnya);
- Pengelola mengupayakan backup/pencadangan data dan restore;
- Pengembangan sistem server diprioritaskan penggunaan software open source.